Minggu, 26 Januari 2014 | By: roiputra

Kedisiplinan,Ketekunan & Kerja Keras Mahasiswa Jepang

Mengutip tulisan mahasiswa Indonesia di Jepang. Ketika mendengar kata Jepang, pikiran pertama dari kebanyakan orang adalah sebuah negara yang kaya akan teknologi, budaya dan tempat yang bersih dimana bunga sakura tumbuh di musim semi yang membuat negara ini terlihat lebih indah dengan segala panorama alamnya. Jepang sejak dari jaman nenek moyangnya sudah dibekali nilai-nilai yang sangat erat kaitannya dengan kedisiplinan dan kebersihan. Meskipun demikian, salah satu hal yang menarik perhatian adalah sejumlah penduduknya tidak memiliki kepercayaan atau agama, namun sepertinya semboyan “kebersihan sebagian dari iman” sangat mereka junjung tinggi dalam menjalani kehidupan sehari-hari.



Masih ada banyak hal lain yang orang-orang Jepang sangat tekuni yaitu pentingnya pemanfaatan waktu. Jika bagi para wirausaha waktu adalah uang, maka bagi orang Jepang, waktu adalah belajar. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu mahasiswa Jepang dari Doshisha University Kyoto. Namanya Kazuki Ueda, panggil saja dia Kazuki. Salah satu dari tiga mahasiswa yang dipercaya untuk menjadi guide para peserta JENESYS 2.0 Batch 3 Nara dan Kyoto Group.

Selama kunjungan Universitas, kami saling berbagi tentang segala informasi dari negara masing-masing bahkan sampai cerita yang sifatnya sedikit pribadi. Banyak hal yang saya dapatkan dari Kazuki, mulai dari gaya belajarnya yang tiap waktunya dimanfaatkan untuk membaca sampai cerita tentang kehidupan keluarganya yang tinggal sekitar 1 km dari universitas Doshisha. Kazuki yang sehari-harinya ke kampus dengan menggunakan sepeda, bisa dibilang merupakan seorang yang sangat tekun.

Hal tersebut terlihat dari cara jalannya yang sangat cepat, bahkan saya terkadang berlari-lari kecil untuk mengimbangi langkahnya. Selain memiliki kelompok belajar, Kazuki juga bekerja paruh waktu sebagai pelayan restoran di malam harinya. Hal ini dilakukan bukan karena semata-mata ingin mendapatkan uang, tapi sekali lagi, karena dia ingin memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Menurut dia, bekerja sebagai pelayan adalah merupakan kegiatan yang sangat disukainya karena dari hal tersebut dia bisa mengetahui tipe-tipe pelanggan dan cara bosnya mengatur pelayanan restoran. Kazuki adalah mahasiswa jurusan ilmu ekonomi yang bercita-cita memiliki restoran besar di Jepang suatu saat nanti, itulah juga salah satu alasannya kenapa dia bekerja sebagai pelayan restoran.

Pada akhir pertemuan, Kazuki menceritakan hal yang paling membuat dia malu selama hampir 3 tahun dia kuliah di Doshisha. Terlambat! Itu dia. Datang terlambat masuk kelas membuatnya malu bukan main. “Hal tersebut merupakan yang pertama dan akan menjadi terakhir kalinya dalam hidup saya” tegasnya sambil tertawa kecil. Setelah itu, dia selalu datang 10 menit sebelum kegiatan dimulai dan sejauh ini tidak pernah datang terlambat lagi.

Sungguh pembelajaran yang sangat berharga bisa berbagi cerita dengan para mahasiswa Jepang. Selain Kazuki, masih ada dua lagi mahasiswa Doshisha yang memiliku cerita yang sangat menarik dan mungkin akan sangat panjang ketika saya ceritakan dalam artikel ini. Intinya, mereka disiplin, tekun dan satu lagi, mereka dan lingkungannya sangat bersih. Kesadaran yang membuat mereka tidak sengsara. Tugas saya selanjutnya adalah menerapkan hal positif ini di negara tercinta Indonesia. My love for Japan.

Arigatougozamashita.

Salam hangat,

http://luar-negeri.kompasiana.com/20...ya-574669.html
http://www.kaskus.co.id/post/52ce14fbfbca1708268b4672#post52ce14fbfbca1708268b4672

0 komentar:

Posting Komentar